Mahasiswa Buddhis Nilai Kenaikan Harga BBM Tak Tepat

foto
Mahasiswa Universitas Indonesia Timur (UIT) memblokir jalan dengan membakar ban bekas saat berunjukrasa di Jalan AP Pettrani Makassar, Kamis (22/3). Aksi tersebut sebagai protes mereka terhadap kebijakan pemirintah yang akan menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada bulanApril mendatang. TEMPO/Hariandi Hafid

Jakarta- Ketua Umum Presidium Pusat Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi), Sukman, memandang kebijakan kenaikan harga BBM tidak tepat. "Masyarakat masih banyak yang miskin," kata Sukman kepada Tempo,  Jumat, 23 Maret 2012. Menurutnya rakyat miskin akan semakin susah dengan kenaikan harga BBM nantinya.

Sukman yakin kenaikan harga BBM akan berimbas pada harga kebutuhan hidup lainnya. Ia berharap pemerintah bisa mempertimbangkan lebih jauh mengenai rencana kenaikan harga tersebut. Ketika ditanya mengenai kemungkinan Hikmahbudhi melaksanakan aksi unjuk rasa menentang rencana kenaikan harga BBM seperti himpunan mahasiswa lainnya, Sukman enggan berkomentar.

Pada hari ini Kongres VII Hikmahbudhi dengan tema "Kepemimpinan Berintegritas untuk Indonesia Berdaulat dan Bermartabat" dibuka. Hikmahbudhi mengundang Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal, Helmy Faishal Zaini, dalam pembukaan tersebut. Menurut Sukman, Hikmahbudhi mengundang Helmy karena sosok menteri tersebut dianggap muda.

Sukman berharap dalam pembukaan kongres ini Helmy dapat memberikan opini mengenai Indonesia kini dan di masa depan kepada Hikmahbudhi. Kongres tersebut berlangsung pada 23-26 Maret 2012. Hikmahbudhi sendiri merupakan organisasi mahasiswa Buddhis tingkat nasional yang berdiri pada 1988.

Saat itu keberadaan organisasi tersebut masih belum dirasakan, menurut Hikmahbudhi sendiri. Pada pertengahan tahun 1990-an, beberapa aktivis mahasiswa Buddhis kembali menghidupkan organisasi tersebut. Kebangkitan itu, menurut Hikmahbudhi, ditandai oleh sebuah sidang musyawarah pada 1998. Sejak saat itu Hikmahbudhi mengaku terus melakukan sosialisasi serta menyelenggarakan "Rembug Mahasiswa Buddhis Indonesia" (RMBI) tahun 2002.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Mahasiswa Buddhis Nilai Kenaikan Harga BBM Tak Tepat"

Posting Komentar